The Story of Tikus Temple


Long time ago, the farmer in Trowulan village felt very desperate and worried wherever the harvest time.

Arif   : “ Mom, our field will harvest next week. What about we look it ? “
Arista         : “ Ok, of course. But I will prepare foot for lunch “
Arif   : “ Come on mom . . . “

They went to the farmer’s. The paddy which they had planted were eaten by animals. The farmer saw a group of mouse came out from a big hole in a field area.

Arista         : “ Oh my god, look our field ? “
Arif   : “ What happen ? “
Arista         : “ Our paddy is break because many mouse eat all the paddy is ready to harvest. “
Arif   : “ Ok, let’s report to the village chief.

The farmer came to the village chief. They made plan to kill the mouse.

Arif   : “ Mr. Rio . . There are many mouse’s eat all my paddy. I saw a group of mouse came out from a big hole in my field.
Rio    : “ Relax  Mr. Arif, your report is very important for me. Okay, we made the plan to kill all the mouse.”
Arif   : “ I’m agree whit you. “

The next day all villagers and farmers was ready with bamboo stick, crowbar, hoe, and any sharp instruments to kill all the mouse.

Rio    : “ Are you ready to kill the mouse ? “
Farmer : “ Yes sir . . We already !! “
Rio    : “ let’s kill the mouse. “

Then, the farmers and villangers was hand in hand to dig hole deeper and deeper until their hoe struck something hard. It  was brick stones. They didn’t know that there was a kingdom of mouse. They continued to kill the mouse until all of them disappeared from their village.

Arif   : “ Sir, there are kingdom mouse in my field! ”
Rio    : “ Oh, my god, It is construction of tample. “
Arif   : “ Yes sir, this is a tample of mouse. “

Finally they realized that place where the mouse lived was a construction of temple. Since that time people in the village called the tample with “Tikus Tample”.

Ngrengggggg , ,
Erekerekerek. . . 
Brembrembrem . .
Suara kendaraan bermotor sudah taka sing lagi kita dengar . .
Kalian tau gak knapa mesin bisa berjalan .. ?
yang pasti semua itu butuh bahan bakar donk . .

tet api akibat semua itu bahan bakar yang ada di alam semakin menipis . .
trus gimana kita masak kalo gak ada bahan bakar buat api pemanas. . ?
Saya telah menemui suatu cara untuk memasak tanpa menggunakan bahan bakar minyak. .
Mau tau ? mau tau ?
Kita lihat setelah yang lwat ini . .

Tahapan dalam penggunaan bahan bakar alternatif tersebut :

1. Siapkan Serbuk Gergaji Terlebih dahulu.



2. Siapkan pula tungku beserta beberapa kayu.



3. Tuangkan Serbuk gergaji ke dalam tungku sampai penuh.




4. Berikan penahan sebagai pembuat lubang dari kayu, kemudian tekan – tekan dengan tangan.



5. Lepaskan penahan lubang.



6. Bakar sepotong kayu kecil.



7. Masukkankayu tadi kedalam lubang dibawah tungku.



8. Api semakin membesar dan siap digunakan.



9. Tungku siap untuk memasak.



   Memasak menggunakan alat ini dalam sekali pengisian dapat bertahan selama 1,5
jam. Dan dengan 1 karung dapat di habiskan dalam wakt u 1 minggu.

Hemat bukan . . .
hehehe . .

Tips agar pacaran kita bisa awet


Masa muda masa yang berapi api . .
Jadi biasanya pas kita masi muda gini lagi menggebu menggebunya kita buat pacaran . .
Tapi ada sebagian orang yang mudah jenuh ma pasangannya . .
Mereka dalah tipe2 orang yang tidak suka pada seseorang yang biasa2 aja . .
Jadi buat kamu yang orangnya bosenan ato buat kamu biar gak ngebosenin and gak mau ganti2 pacar . .
Aku punya solusi biar pacaran kalian bias langgeng and awet . .

1.       Jangan backstreet, tapi kalo gak memungkinkan salah satu pihak aja udah cukup.
2.       Selalu buat sesuatu yang baru.
3.       Jangan terlalu mudah cemburu ma pasangan, buat biar pacar selalu jujur.
4.        Beri waktu buat pasangan buat menjalani hidupnya, jngan di kekang kayak kuda.
5.       Jangan lupa ajak dia ke mana geto, pokoknya tempat yang berkesan,tu buat kita jaga komunikasi ma si dia.
6.       Hadiah itu gak penting, yang penting kamu selalu buat hal surprise buat dia.
7.       Jangan segan minta maaf, serta mudahlah memaafkan.
8.       Jangan membesarkan masalah sepele, jaga emosi.
9.       Kenal orang lain gak masalah, tapi perlu di inget bahwa ada dia di sana yang selalu ngangeni kamu.
10.  Yang terakir tetep jadi orang yang lucu dan selalu buat pasangan ketawa..

Terima kasih . .
Mungkin itu tadi yang aku lakuin buat jaga hubungan aku agar tetap awet . .
Semoga bermanfaat . . 

Orb


Kata orang Orb itu energy negative yang melayang dan tersebar di alam ..
Tapi ada jiga yang bilang kalo orbs itua dalah penambakan yang belum terwujud . .
Ihhhhh ngeri  dunk . .
Tapi waktu itu saat aku berburu orbs . .
Gak nakutin ma sekali . .
Asyik malahan . .
Ini adalah gambar2 orbs yang aku dapetin . .


Klik gambar untuk meperbesar. .

Permainan Baru


Hay gays, kalian pasti tau permainan yang satu ini . .
Seperti yang tampak di gambar ini memang nampak seperti permainan karambol . .
Tapi ini lain jekk . .
Sekarang udah ada inovasi baru buat permainan ini yaitu . .
Kita selingi permainan ini dengan kartu remi . .
Kalian tau kartu remi kan , , ?
Klo g tau berarti kalian NDESO . .
Mau tau g gimana cara mainnya . . ?
Begini :
1. siapkan seperangkat karambol beserta seperangkat kartu remi . .
2. cari lawan main terdekat,, siapa aja boleh, sepupu kek, kalo perlu ibunya juga ajak . .
3. kocok kartu . .
4.bagikan 3-3, ato 4-4,terserah pokoknya . .
5. lihat kartu yang kamu dapat . .
6. cocokkan angka dan juga warna kartu yang kalian pegang dngan pion karambol yang ada di atas papan . .
7. tuju/masukkan hanya pion yang sama warna dan angkanya dengan kartu yang kalian pegang . .
8. jika masuk taruh kartudi atas pion itu, otomatis kartu berkurang 1 . .
9. ulangi sampai kartu di tangan habis. .
10. yang habis duluan berarti dia lah the winner . .
Pasti bakalan asyik . .
soalnya di jalanin rame2 . .

Asal Usul Nama Indonesia


Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah “Hindia“. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
Nusantara
Pada tahun 1920, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker ( 1879 – 1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “India”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh JLA. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians“.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago“.
Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).
Identitas Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama “Indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama “Indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”. Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Tetapi Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Republik Indonesia.
sumber:
http//id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indonesia#Nama_Indonesia
http://www.forumsains.com/sastra-dan-budaya/asal-usul-nama-indonesia
http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/03/asal-usul-kata-indonesia.html
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/16/0802.htm

Kerajaan Aceh, Demak dan Pajang


Laporan Hasil Presentasi Kelompok 10
Kerajaan Aceh, Demak dan Pajang



Oleh : XI IPA 2
ACHMAD SYAFI’UDIN ( 01 )
dan
RIO MEILDHA PUTRA HARIONO ( 26 )






SMA Negeri 1 Puri Kabupaten Mojokerto
Tahun Ajaran 2011 / 2012

Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majaphit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya abad ke-14 M, kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1511 M) .
Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah naih tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai. Saat itu, sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis. Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut kemudian ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu, kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas, hasil dari penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya.
Sejarah mencatat bahwa, usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis dari seluruh bumi Aceh dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang sudah berada di bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan, Portugis yang berada di daerah Daya ia gempur dan berhasil ia kalahkan. Ketika Portugis mundur ke Pidie, Mughayat juga menggempur Pidie, sehingga Portugis terpaksa mundur ke Pasai. Mughayat kemudian melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut benteng Portugis di Pasai. Dengan jatuhnya Pasai pada tahun 1524 M, , Aceh Darussalam menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut.
Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang luar biasa, terutama dari aspek persenjataan. Portugis yang kewalahan menghadapi serangan Aceh banyak meninggalkan persenjataan, karena memang tidak sempat mereka bawa dalam gerak mundur pasukan. Senjata-senjata inilah yang digunakan kembali oleh pasukan Mughayat untuk menggempur Portugis.
Ketika benteng di Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak. Namun, pasukan Aceh tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis. Peurelak kemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa lama, Aru juga berhasil direbut oleh Aceh hingga akhirnya Portugis mundur ke Malaka.
Dalam sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakan salah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di Turki, Inggris dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh Khalifah Turki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk membantu memperkuat angkatan perang Aceh. Wilayah kekuasaan Aceh mencapi Pariaman wilayah pesisir Sumatra Barat, Perak diMalaka yang secara efektif bisa direbut dari portugis tahun 1575.

Kerajaan Pajang


Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Sultan Adiwijaya pada tahun 1568, tidak berumur panjang. Kerajaan Pajang terus mengadakan ekspansi ke Jawa Timur. Setelah berhasil menaklukkan penguasa-penguasa lokal di Jawa Timur Raja Pajang memberikan hadiah kepada dua orang yang berjasa dalam penaklukan-penaklukannya, yaitu Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Panjawi. Ki Ageng Pamanahan yang telah berjasa dalam pertempuran melawan Aria Panangsang, diberi kekuasaan di Mataram, sedangkan Ki Ageng Panjawi diberi kekuasaan di Pati.
Sepeninggal Ki Ageng Pamanahan (1584), putranya yang bernama Panembahan Senopati Ing Alaga (Sutawijaya), menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Mataram dan sekaligus iangkat sebagai panglima tentara Pajang. Setelah Sultan Adiwijaya meninggal tahun 1582, takhta Pajang direbut Aria Pangiri (menantu Adiwijaya). Putra Adiwijaya yang bernama Pangeran
Banowo meminta bantuan kepada Adipati Mataram, Panembahan Senopati, untuk merebut takhta kerajaan. Aria Pangiri kalah dan melarikan diri ke Banten, sementara Pangeran Banowo menyerahkan takhta kerajaan kepada Panembahan Senopati. Berakhirlah Kerajaan Pajang dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Mataram.
Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut di gagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran  Benawaa merasa tidak sanggup menggantikan ayah handanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.













Kerajaan Demak

Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menganut islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai adipati Islam di Demak memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu, Majapahit memang tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah. Dengan proklamasi itu, Radeh Patah menyatakan kemandirian Demak dan mengambil gelar Sultan Syah Alam Akbar.
Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini segera mendapat tempat istimewa di hati raja. Raja brawijaya sangat tunduk kepada semua kemauan sang putri jelita, hingga membawa banyak pertentangan dalam istana majapahit. Pasalnya sang putri telah berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki permaisuri yang berasal dari Champa (sekarang bernama kamboja), masih kerabat Raja Champa.
Sang permaisuri memiliki ketidak cocokan dengan putri pemberian Kaisar yan Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan putri cantik ini dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dihibahkan kepada adipati Pelembang, Arya Damar. Nah di sanalah Raden Patah dilahirkan dari rahim sang putri cina.
Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.
Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah dipercaya menjadi ulama  dan membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200 tentaranya. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.
Di Bintara, Patah juga mendirikan pondok pesantren. Penyiaran agama dilaksanakan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Perlahan-lahan, daerah tersebut menjadi pusat keramaian dan perniagaan. Raden patah memerintah Demak hingga tahun 1518, dan Demak  menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa sejak pemerintahannya.
Secara beruturut-turut, hanya tiga sultan Demak yang namanya cukup terkenal, Yakni Raden Patah sebagai raja pertama, Adipati Muhammad Yunus atau Pati Unus sebagai raja kedua, dan Sultan Trenggana, saudara Pati Unus, sebagai raja ketiga (1524 – 1546).
Dalam masa pemerintahan Raden Patah, Demak berhasil dalam berbagai bidang, diantaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan, pengembangan islam dan pengamalannya, serta penerapan musyawarah dan kerja sama antara ulama dan umara (penguasa).
Keberhasilan Raden Patah dalam perluasan dan pertahanan kerajaan dapat dilihat ketika ia melanklukkan Girindra Wardhana yang merebut tahkta Majapahit (1478), hingga dapat menggambil alih kekuasaan majapahit. Selain itu, Patah juga mengadakan perlawan terhada portugis, yang telah menduduki malaka dan ingin mengganggu demak. Ia mengutus pasukan di bawah pimpinan putranya, Pati Unus atau Adipati Yunus atau Pangeran Sabrang Lor (1511), meski akhirnya gagal. Perjuangan Raden Patah kemudian dilanjutkan oleh Pati Unus yang menggantikan ayahnya pada tahun 1518.
Dalam bidang dakwah islam dan pengembangannya, Raden patah mencoba menerapkan hukum islam dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, ia juga membangun istana dan mendirikan masjid (1479) yang sampai sekarang terkenal dengan masjid Agung Demak. Pendirian masjid itu dibantu sepenuhnya oleh walisanga.
Di antara ketiga raja demak Bintara, Sultan Trenggana lah yang berhasil menghantarkan Kusultanan Demak ke masa jayanya. Pada masa trenggan, daerah kekuasaan demak bintara meliputi seluruh jawa serta sebagian besar pulau-pulau lainnya. Aksi-aksi militer yang dilakukan oleh Trenggana berhasil memperkuat dan memperluas kekuasaan demak. Di tahun 1527, tentara demak menguasai tuban, setahun kemudian menduduki Wonosari (purwodadi, jateng), dan tahun 1529 menguasai Gagelang (madiun sekarang). Daerah taklukan selanjutnya adalah medangkungan (Blora, 1530), Surabaya (1531), Lamongan (1542), wilayah Gunung Penanggungan (1545), serta blambangan, kerajaan hindu terakhir di ujung timur pulau jawa (1546).
Di sebelah barat pulau jawa, kekuatan militer Demak juga merajalela. Pada tahun 1527, Demak merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran (kerajaan Hindu di Jawa Barat), serta menghalau tentara tentara portugis yang akan mendarat di sana. Kemudian, bekerja sama dengan saudagar islam di Banten, Demak bahkan berhasil meruntuhkan Pajajaran. Dengan jatuhnya Pajajaran, demak dapat mengendalikan  Selat Sunda. Melangkah lebih jauh, lampung sebagai sumber lada di seberang selat tersebut juga dikuasai dan diislamkan. Perlu diketahui, panglima perang andalan Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (sumatera), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggana.
Di timur laut, pengaruh demak juga sampai ke Kesultanan banjar di kalimantan. Calon pengganti Raja Banjar pernah meminta agar sultan Demak mengirimkan tentara, guna menengahi masalah pergantian raja banjar. Calon pewaris mahkota yang didukung  oleh rakyat jawa pun masuk islam, dan oleh seorang ulama dari Arab, sang pewaris tahta diberi nama Islam. Selama masa kesultanan Demk, setiap tahun raja Banjar mengirimkan upeti kepada Sultan Demak. Tradisi ini berhenti ketika kekuasaan beralih kepada Raja Pajang.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
Trenggana sangat gigih memerangi portugis. Seiring perlawanan Demak terhadap bangsa portugis yang dianggap kafir. Demak sebagai kerajaan islam terkuat pada masanya meneguhkan diri sebagai pusat penyebaran Islam pada abad ke 16.
Sultan Trenggan meninggal pada tahn 1546, dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuran. Ia kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Setelah sultan trenggana mengantar Demak ke masa jaya, keturunan sultan tersebut silih berganti berkuasa hingga munculnya kesultanan pajang.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak Islam adalah sisi tak terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara. Kegiatan walisanga yang berpusat di Masjid itu. Di sanalah tempat kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan.
Masjid demak didirikan oleh Walisanga secara bersama-sama. Babad demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan pada tahun Saka 1399 (1477) yang ditandai oleh candrasengkala Lawang Trus Gunaning Janma, sedangkan pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun Saka 1401 yang menunjukkan bahwa masjid ini berdiri pada tahun 1479.
Pada awalnya, majid agung Demak menjadi pusat kegiatan kerajaan islam pertama di jawa. Bagunan ini juga dijadikan markas para wali untuk mengadakan Sekaten. Pada upacara sekaten, dibunyikanlah gamelan dan rebana di depan serambi masjid, sehingga masyarakat berduyun-duyun mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Lalu para wali mengadakan semacam pengajian akbar, hingga rakyat pun secara sukarela dituntun mengucapkan dua kalimat syahadat.
Cepatnya kota demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah islam ke seluruh Jawa.

Daftar Pertanyaan Presentasi

  1. Lilik         (  kel 17 ; abs 17 )
Mengapa Jaka Tingkir memindahkan kekusaan dari Demak ke Pajang ??
-          Karena mempertahankan dari peebutan kekuasaan
-          Karena letak Pajang yang strategis
-          Pajang dianggap lebih aman karena terletak di pedalaman
  1. Novi       (  kel 18 ; abs 22 )
Perbandingan Sultan iskandar Muda dengan Sultan Iskandar Tani pada masa pemerintahannya ??
                Sultan Iskandar Muda lebih cekatan daripada Sultan Iskandar Tani karena Sultan Iskandar Tani lebih terpacu pada aspek keagamaan dari pada membangun kerajaan
  1. Siti F       (  kel 4   ; abs 30 )
Aceh dibagi menjadi 3 wilayah dan untuk apa wilayah tersebut dibagi ??
                Karena sudah tercantum dalam undang-undang Adat Mahkota Alam dan jika dibagi menjadi 3 wilayah, para pemimpinnya tidak kesulitan untuk mengatur kekuasaan di wilayahnya
  1. Alfi         (  kel 16 ; abs 3   )
Kenapa aliran islam di Aceh dibagi menjadi aliran Syi’ah dan aliran Suni ??
                Sebenarnya, aliran tersebut muncul tidak pada zaman Kerajaan Aceh tetapi pada zaman khulafaur rosyidin. Ketika Rosululloh wafat, golongan orang yang sangat fanatic kepada sayyidina Ali mereka menamakan golongan mereka dengan nama Syi’ah dan tidak mengakui 3 khalifa lainnya kecuali sayyidina Ali. Umat Rosul yang toleran tidak sepaham dengan mereka dan terciptalah dua aliran dalam islam,  yaitu Suni dan Syi’ah. Dan aliran-aliran itu sampai menyebar ke Kerajaan Aceh.
  1. Risha     (  kel 14 ; abs 27 )
Mengapa kerajaan Demak menentang Portugis ??
                Saat Potugis menduduki Malaka hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa dirugikan, karena Kerajaan Demak tidak bisa berdagang di sana akibat kedatangan Portugis. Akhirnya Kerajaan Demak menentang Portugis.
  1. Arka       (  kel 6   ; abs 7   )
Mengapa Aceh disebut serambi Mekkah ??
                Karena Kerajaan Aceh adalah kerajaan islam besar pertama di Indonesia dan keadaan adat maupun budaya di Aceh 99% sama dengan di Arab (Mekkah).
  1. Endah   (  kel 11 ; abs 9   )
Kenapa penyerangan Aceh oleh Sultan Iskandar Muda ke Portugis di Malaka mengalami kegagalan??
                Karena pasukan Portugis mempunyai persenjataan yang lebih lengkap,
  1. Ayu P    (  kel 3   ; abs 7   )
Jelaskan adat istiadat Kerajaan Aceh ??
                Sebenarnya adat istiadat Kerajaan Aceh tidak jauh beda dengan kerajaanislam lainnya. Seperti, Laki-laki atau perempuan yang sudah baligh harus menutup aurat, kemudian hukum-hukum di Arab juga diterapkan seperti hukum cambuk, hukum rajam (dilempari batu) dan hukum dipotong tangan bagi pencuri.
  1. Bobby   (  kel 2   ; abs 8   )
Apakah panglima hulubala besar bertanggung jawab kepada raja Aceh dan siapa yang menjadi hulubalang itu ??
                Ya tentu saja, mereka bertanggung jawab kepada raja Aceh. Orang yang menjadi hulubalang adalah orang yang terbaik dari yang terbaik sama seperti pemilihan primus interpares tapi lebih ditekankan kepada sisi keagamaan.

LEGENDA LUMPANG BATU


Pada zaman dahulu ada cerita rakyat terjadi di lingkungan Kedungsari Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto . Ternyata Ditempat itu ada beberapa makam yang dikeramatkan . Yang dianggap sebagai pepunden. Diantaranya makam mbah Derpo, makam mbah Suto, Dan makam Mbah Putri Pandan Sari.
          Yang saya ceritakan disini adalah Mbah Putri Pandan Sari yang letaknya urutan ke 3 dari pintu masuk makam . Yang dilambangkan dengan bentuk LUMPANG BATU diatasnya.
          Zaman dahulu ada dua sosok mayat yang hanyut disungai. Yang menurut ceritanya berasal dari daerah yang sangat jauh ……….sekali   Kira – kira dari Jawa Tengah . Kala itu kedua mayat menepi ditempat yang berbeda . Satu menepi didaerah Balongsari yang berjenis laki-laki dan konon katanya bernama Mbah Sumo. Dan akhirnya tempat itu diberi nama Sumolepen  . “Lepen “ artinya sungai dan Sumo nama orang yang ditemukan hanyut disungai itu.
          Sedangkan yang satu lagi yang berjenis perempuan tersangkut dan menepi didaerah Kedungsari yang banyak ditumbuhi tanaman pandan yang sangat lebat , Sehingga orang memberi nama Putri Pandan Sari, yang dimakamkan didaerah Kedungsari dan ditandai dengan Lumpang Batu . Menurut masyarakat di Kedungsari Lumpang Batu itu sudah ada sejak nenek moyongnya dulu.
          Menurut cerita turun - temurun . Pada zaman Belanda …..Lumpang Batu itu pernah di bawah ke musium di Kabupaten Mojokerto . Akan tetapi pada pagi harinya Lumpang Batu itu kembali ketempat semula yaitu didalam makam lingkungan Kedungsari. Dan tidak ada yang tahu bagaimana kembalinya. Karena waktu membawanya saja harus menggunakan kendaraan dan sangat berat sekali.
Dan hingga sampai sekarang makam tersebut dikeramatkan  oleh Masyarakat Kedungsari. Setiap ada orang yang mempunyai Hajat , selalu mengirim doa dimakam Mbah Putri Pandan Sari .Itulah sekelumit cerita rakyat dari lingkungan Kedungsari Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.

GOTNICX CLASS


   Pernah denger gag tentang Gotnicx? Yang jelas ada yang tau ada yang gag… Gotnicx adalah singkatan dari GrOup Ten oNe unICX… Sedangkan Gotnicx of Castle itu adalah Kelas Sepuluh Satu dari SMAN I PURI Mojokerto… Kata guru-guru ce Gotnicx itu anaknya baeg-baeg, nurut-nurut, tapi kadang jengkelin juga ce… Sampek-sampek pernah bikin Bu Anis marah, Bu Crish ngambek, tapi kata Bu Rokhmah Sepuluh Satu anaknya pinter-pinter lhow… Gotnicx itu:
1.       Se-nyebelin Jirin. Peace maz… ^_^
2.       Se-luchu Udan.
3.       Se-cantik Alphie.
4.       Se-baeg Anggi.
5.       Se-PD Kitty.
6.       Se-playboy Arif.
7.       Se-endel Rista.
8.       Se-GJ Ketu.
9.       Se-pendiam Rifa.
10.   Se. cerewet Disna.
11.   Se-narsiz Bunda.
12.   Se-smile Erin.
13.   Se-fashionable Tatha.
14.   Se- ribet Eva.
15.   Se-jaim Feby.
16.   Se-latah Hananto.
17.   Se-cengeng Ilmi.
18.   Se-anggun Inggar.
19.   Se-jail Intan.
20.   Se-usil Ilphan.
21.   Se-sabar Izah.
22.   Se-indah Jayan.
23.   Se-lebay Lilik.
24.   Se-tomboy Lindri.
25.   Se-galak Luluk.
26.   Se-keren Aji.
27.   Se-imut Unyuunyu.
28.   Se-eksis Nopi.
29.   Se-alim Firman.
30.   Se-gaul Reizarda.
31.   Se-canggih Rio.
32.   Se-simple Sara.
33.   Se-tegar TD.
34.   Se Pintar Vivi.
35.   Se-pengertian Yossy.
36.   Se-nurut Yutom.
Itu sedikit gambaran  tentang anak-anak Gotnicx. Kalo anak Gotnicx sudah sekarang tinggal gurunya dunk. Guru-guru yang mengajar Gotnicx antara lain:
1.       Bu Anis yang selalu memberi kami arahan-arahan yang baik. Meskipun kita pernah bikin Bu Anis marah. Ma’aph yach Bu…J
2.       Bu Itha yang selalu narsis, eksis n mudah akrab dengan anak-anak.
3.       Bu Jamilah yang selalu ngingetin anak-anak klo nilainya gag boleh turun.
4.       Pak Sundusin yang selalu sabar ngadepin Gotnicx.
5.       Pak Kus yang selalu buwat anak Gotnicx ketawa tapi kadang juga takut klo ulangan.
6.       Bu Warnik yang selalu mengatakan bahwa olahraga itu penting bagi kesehatan.
7.       Bu Sriati yang peduli beudt ma Gotnicx. Kayak orang tua sendiri bagi kami.^_^
8.       Bu Puji dengan intruksi kami bisa saja berhenti mengajar. Contoh: Kami minta untuk istirahat maka pelajaran akan diberhentikan sebeentar. Enak kan? Hehehe… ^_^
9.       Bu Sisilia yang luchu n memberi perubahan yang besar bagi anak Gotnicx.
10.   Pak Pur yang sangat santai meskipun kita gag ngerjain tugas. Kan yang butuh tugas kita… Hahaha
11.   Mom Evin yang selalu tersenyum klo ngajar kita.
12.   Bu Elok yang lemah lembut dan suaranya yang imudd..
13.   Bu Crish yang baeg… Meskipun nilai kimia kita pas-pas.an. Hehehe…^_^
14.   Bu Rokhmah yang mengatakan bahwa belajar matemtika itu mudah tappi bagi kita sulit sekali… Dan beliau mengatakan bahwa anak Gotnicx itu pintar-pintar disbanding kelas lain.
15.   Bu Sri Kundari dengan kritik-kritikannya tentang kelas kami sehingga kami berusaha memperbaikinya. Makaci yach Bu..J
16.   Pak Suhar dengan lawakannya yang bikin kami ketawa terbahak-bahak.
17.   Bu Nanik yang jelas. Meskipun kita gag ngerti tapi bu Nanik tetep jelasin ke kita sangat jelas.
18.   Bu Retno yang romantic. Selalu bahas cinta di tengah-tengah pelajaran. N kadang nari tuch di depan kelas. Kadang pula nyinden. Tapi suaranya enak beudt klo nyinden.
Itulah guru-guru anak gotnicx yang baeg n selalu sabar. Makaci ya Pak ato Bu yang telah membimbing kami… Ma’aph atas kesalahan kami n kekurangan kami. Dan yang pernah buat ibu ato bapak merasa jengkel, kami hanya manusia yang tak luput dari kesalahan…J
                                                                By: Anak Gotnicx.