Matahari sudah menunjukkan sinarnya sedang aku berjalan dilorong-lorong sekolah menuju ke kelasku yang berada diddekat kantor guru. Saat aku berjalan dan seperti biasa aku menggoda cewek yang sedang ku pandang. Ketika aku memandang seorang cewek yang sepertinya berbeda dengan cewek – cewek yang lain. kelihatan jika ia tidak suka bersolek. Penampilanya seperti cewek jaman dulu, ia juiga agak cuek. Ketika aku mendekatinya ia semakin menjauhiku.
Bel tanda masuk sudah berbunyi aku segera berlari menuju kelasku sambil sesekali aku memandang cewek tersebut. Ternyata cewek misterius itu masuk ke kelas yang tepat berada di samping kelasku.
Keesokan harinya aku terus memperhatikannya. Aku sangat penasaran dengannya, sampai pada suatu hari ia mau berkenalan denganku. Saat itu ia tengah berada diruang perpustakaan,ia tengah asyik membaca buku yang sedang di pegangnya. Akupun tak menyia – nyiakan kesempatan tersebut. Aku segera menghampirinya.
“ Hay, lagi baca apa sih, kok serius banget?? “ tanyaku.
Ia hanya diam dan menatapku dengan tatapan sinis. Aku memberanikan diri untuk menyapanya kembali.
“ Hellow, kok diem aj sih, kenalin aku Dio kamu siapa ? “
Akhirnya setelah beberapa lama ia mau menjawab pertanyaanku.
“ Aku Chaca “ jawabnya singkatndengan nada yang sinis.
Setelah perkenalan itu aku semakin dekat dengannya. Kita sering jalan bareng, dan akhirnya aku menyatakan perasaanku padanya. Walau ia mengerti bahwa aku sering menggoda teman – teman cewek yang ada di sekolahku. Namun semua itu tidak jadi masalah baginya, ia percaya bahwa aku tak akan selingkuh.
ia sempat bercerita bahwa sebenarnya dari dulu ia sudah memendam rasa terhadapku, ia juga tidak pernah berpacaran sebelumnya. Ia juga belum pernah tertarik kepada cowok, tetapi kepadaku ia merasakan hal yang lain. tetapi hubungan kami hanya berjalan 1 tahun.
Suatu hari saat aku tengah memilih hadiah yang cocok untuk Chaca, aku tak sengaja bertabrakan dengan seorang cewek. Dengan sepontan aku meminta maaf dan tak lupa aku menanyakan namanya, tak lama pembicaraan kami akhirnya aku tahu kalau cewek itu bernama Chila. Dari percakapan kami aku tahu kalau ternyata Chila punya hobi yang sama denganku, yaitu membuat lagu serta bermain gitar.
Pada suatu hari aku menyempatkan diri untuk mengajaknya ngeband bersama. Semakin hari keakraban kami semakin terlihat. Sampai – sampai aku melupakan Chaca. Di samping aku kagum dengannya, aku juga perihatin terhadapnya. Karena ia adalah seorang perokok berat, suka mabuk, dan tak di pungkiri pula kalau ia pernah menjadi seorang pecandu narkoba.
Setelah lama aku tidak menghubungi Chaca. Chaca pun curiga dan mencari infornasi keteman-temanku. Ketika itu Chaca mendapat informasi dari salah satu temanku Wisnu. Seketika itu juga Chaca menelfonku,ia meminta aku menemuinya di tempat yg telah ia tentukan.
Kita pun bertemu disebuah café dekat dengan sekolah kita,Chaca memendangku dengan seribu Tanya yang harus ku jawab satu persatu,aku memulai pembicaraan kami.
“kenapa cha, ngajak ketemu mendadak, ada yang perlu diomongin?”Tanyaku
“ya”jawabnya singkat
“apa”sahutku
“apakah benar kau ada hubungan dengan seorang cewek yang bernama Chila?”
Aku bingung harus jawab apa. Jika aku jujur aku akan manyakitinya. Tapi aku tak bisa terus berbohong padanya,dan akhirnya aku memutuskan untuk bercerita pada Chaca.Chaca benar-benar kecewa.
“kenapa kau tak bercerita padaku sejak awal”. Katanya lirih. Dan akhirnya dia lari meninggalkanku dengan sejuta perasaan sakit.
5 hari lamanya Chaca tidak bersekolah, aku bingung harus mencari informasi kesiapa. Akhirnya aku tidak ambil pusing aku langsung pergi kerumah Chaca .
Kuketuk pintu rumahnya ternyata yang keluar adalah pembantu rumahnya
“Chaca ada bi?” Tanyaku
“maaf,adek siapa?”jawab si bibi
“saya teman sekolahnya Chaca bi,Chacanya ada?”
“non Chaca sedang dirawat dirumah sakit 5 hari yang lalu sakitnya non Chaca kambuh”.
“memang Chaca sakit apa bi?”.
“bibi kurang tau,coba tengok non Chaca,non Chaca dirawat di rumah sakit indah pertiwi”.
“makasih bi informasinya”.
“Iya sama-sama”.
“saya pamit pulang dulu bi”
“iya,hati-hati”.
Sesampainya di rumah sakit aku segera bergegas menuju ke resepsionis. Setelah mengetahui ruang inap Chaca, segera aku bergegas menuju ruangan tersebut. Di depan ruangan itu aku melihat kedua orang tua Chaca tengah duduk dengan penuh kuatir bersama kakak Chaca yang berusaha menenangkannya.
Setelah aku mendekati mereka, aku jadi bingung karena semua orang tampak sedang bersedih. Aku bertanya kepada kakak Chaca yang tengah duduk di tepi lorong rumah sakit tersebut.
Ternyata Chaca mempunyai sakit sirosis yang telah lama dideritanya, ia hanya bisa di tolong dengan pendonoran hati. Setelah mengetahui semua itu aku jadi tak berdayadan tak percaya dengan apa yang ku dengar barusan. Seketika itu juga aku segera masuk ke dalam ruangan dimana Chaca tengah di rawat. Aku segera duduk di sampingnya dan segera aku pegang tangannya. Chacapun membuka matanya. Namaku adalah kata – kata pertama yang ia ucapkan.
Chaca berucap dengan lirih bahwa ia sangat kecewa saat melihatku jalan bergandengan dengan cewek lain. yang memang cewek itu adalah Chila. Ia hanya tersenyum terhadapku dan berkata lagi “jika memang Chila lebih bisa membuatmu bahagia, aku rela, aku tak akan berharap lebih. Aku hanya berharap orang yang ku cintai bisa mencintaiku dengan tulus. Tapi jika semua itu tak bisa aku dapat, aku hanya mau orang yang aku cintai bisa bahagia meskipun bukan aku yang membahagiakan.
Chaca berkata sambil meneteskan air mata, aku tak dapat mengucapkan apa – apa. Aku hanya bisa terpaku menyesali semua perbuatanku. Aku baru sadar betapa besar cinta Chaca tehadapku. Kini aku baru sadar kalau semua yang telah ku perbuat adalah suatu kesalahan besar.
Aku tak mau lagi jatuh ke lubang yang sama,aku ingin benar-benar berubah.2 hari kemudian Chaca diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya setelah kejadian itu aku semakin perhatian dengan Chaca.
Sekarang aku mengerti betapa berharganya Chaca untukku.Dengan sisa waktu yang Chaca miliki aku berjanji akan selalu menjaganya,sedangkan Chila aku tak pernah lagi bertemu dengannya.kini aku benar-benar mengerti arti sebuah kata cinta dan aku tau bagaimana menghargai cinta.
Chaca telah mengajariku banyak hal.mulai dari mencintai dengan tulus,menghargai orang yang kita cintai,belejar memaafkan dan yang terpenting kita harus berkorban untuk orang yang kita cintai walau itu sulit.aku telah berjanji akan menjaga Chaca dengan segenap jiwa dan ragaku serta ketulusan hatiku.