STORY of KKN

KKN bukan hanya sebuah pengabdian dari mahasiswa untuk masyarakat, namun juga menjadi ladang mencari pengalaman dan cerita unik hidup dalam balutan budaya dan tatanan sosial sebuah komunitas baru. Jambesari, sebuah desa yang terletak di ketinggian kurang lebih 600 mdpl memiliki cuaca yang tidak terlalu berbeda dengan lokasi kami berkuliah. Desa yang tergolong sejuk dan memiliki masyarakat yang sungguh menerima kami.


Bersama puspa indah kami datang dengan raut muka sedikit murung, karena membayangkan betapa susahnya dan kerasnya hidup bersama masyarakat asing. Kami tiba didepan rumah pak kades dan kami segera menurunkan barang bawaan. Mahasiswa laki-laki bertempat dirumah kosong sedangkan perempuannya berada dirumah mak sum, kerabat pak kades sendiri.
Belum selesai meletakkan barang bawaan kami, kejadian janggal sudah terjadi dirumah kosong posko laki-laki. Tas kecil milik wakordes (read:Amin) hilang.
Di cari mulai dari rumah kosong, rumah pak kades, sampai posko perempuan tidak ditemukan. Menurut warga sekitar memang dirumah itu sering terjadi kejadian ganjil tetapi pasti kembali. Mendengar hal itu Amin panik dan terus mencari tasnya dengan mulut yang terus marah-marah. Tanpa diduga ternyata tas tersebut tiba-tiba muncul didepan kamar mandi.
Esoknya kami melakukan upacara pembukaan sederhana bersama pak kades dan beberapa perangkat serta tidak ketinggalan pak DPL (read:Pak syamsul) dan bapak camat poncokusumo.
Hari berganti namun terasa sangat lama karena kami belum punya kegiatan pasti. Siang itu masih tanpa kegiatan kami banyak yang masih tidur siang, tiba- tiba posko laki-laki diributkan dengan suara gaduh anak-anak, ternyata salah satu teman kami Talita mengalami kecelakaan sepeda kayuh didaerah sekitar persawahan desa saat sedang menjalankan salah satu program, yaitu pembagian masker pada petani yang sedang menyemprotkan pestisida pada tanamannya. Dengan tanggap divisi kesehatan langsung melakukan pertolongan pertama kepada Talita dan mobil pijaman dari pak kades segera disiapkan untuk mengantar Talita menuju rumah sakit untuk mendapat pertolongan lanjutan. Kordes dan beberapa anggota divisi kesehatan ikut mendampingi perjalanan menuju rumah sakit. Untuk beberapa hari Talita masih harus mendapatkan penanganan dirumah sakit, sehingga kami kembali ke desa Jambesari tanpa Talita.
Hari berlanjut kami mulai berkeliling mengitari desa sambil bersosialisasi dengan masyarakat. Tanpa diduga ternyata didesa Jambesari juga ditempati KKN oleh mahasiswa UNIKAMA. Dihari itu kami mulai perkenalan dengan jalan santai bersama.
Kami juga megiatan program RTLH sebagai amanat dari kampus. Kami mendapat kendaraan dinas dari desa berupa sebuah triseda (read:Viar).
Kendaraan ini kamigunakan bersama untuk mencari RTLH. Namun pada pencarian ini kami belum terlalu serius, sehingga kami belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Selain itu divisi kesehatan juga menjalankan program kerja SILAKES baik bersamaan dengan mencari RTLH maupun jalan sendiri. Kami memiliki dokter (read:Jati) yang cukup unik, ia menjadi ketua divisi kesehatan dan dokter kelompok 59. Pada divisi kesehatan dibagi menjadi 2 regu saat melakukan Silakes dokter dengan asistenya (read:Rio) dan perawat (read:Winda) dengan 2 asistenya (read:cici dan putri). Kejadian unik terjadi pada regu pak dokter. Saat itu bertepatan dengan bulan syawal dan pak dokter yang sedang berpuasa sembari berkeliling bersama asistennya. Disetiap rumah yang disinggahi pasti
menyuguhkan kopi, karena pak dokter berpuasa dan sungkan jika ingin menolak atau
membiarkan kopinya tak diminum akhirnya asistennyalah yang harus menghabiskan semua
kopi tersebut. Total hari itu kami dapat 5 rumah 2 kopi setiap rumah artinya 10 gelas kopi
yang dihabiskan oleh asisten dokter tersebut. Selain itu divisi kesehatan juga membagi kupon
dan membagikan abate bagi warga yang rumahnya berkemungkinan menjadi sarang nyamuk.
Kupon yang kami bagikan digunakan sebagai tiket dalam acara pengobatan gratis
dengan mendatangkan dokter dari LSO fakultas kedokteran. Dengan kapasitas 100 pasian
yang disediakan hanya 50 orang yang datang. Dengan hasil seperti itupun kami sudah
bersyukur dan menganggap acara tersebut sukses.
Masalah mulai terjadi saat kegiatan evaluasi yang seharusnya dilaksanakan setiap
hari dan karena saat itu sekertaris yang biasanya membuka kegiatan evaluasi sedang keluar
desa sehingga kegiatan evaluasi ditiadakan. Semua anggota kelompok merasa kenapa bukan
kordes yang memimpin, bukannya sudah tugas kordes untuk menjadi pemimpin dan
memimpin semua acara. Dan karena hal itu terjadi sedikit konflik pada evaluasi selanjutnya.
Evaluasi yang kami lakukan setiap hari memang memiliki sisi positif dan sisi
negatif, sisi positifnya kami bisa membahas apa saja yang telah kita lalkukan seharian dan
merencanakan kegiatan untuk esok hari. Namun negatifnya, evaluasi yang diadakan di posko
laki-laki dan bertempat di ruang tanpa alas, sehingga membuat kami kedinginan dan tidak
nyaman selama evaluasi, apalagi evaluasi yang panjang bisa sampai jam 10 malam.
Posko laki-laki yang biasanya sepi pada siang hari mendadak menjadi ramai saat
para siswa SD sekitar posko datang untuk tutoring class. Sebagian kelompok 59 yang sedang
tidak ada kegiatan diperbolehkan untuk ikut membantu mengajar untuk mendapat
pengalaman dalam menghadapi siswa SD.
Pengalaman unik kami selama tutoring class
adalah saat menghadapi seorang anak bernama Fahri yang sangat nakal dan tidak mau
belajar. Dengan segala usaha kami menyampaikan materi pelajaran namun tidak diperdulikan
oleh dia. Hingga seorang teman kami dari jurusan PGSD (read:Rio) menemukan cara dengan
media gambar boboiboy sebagai jalan menyampaikan materi pada Fahri.
Diwaktu senggang kami habiskan waktu kami dengan berbaur dengan masyarakat,
meskipun sebenarnya ada maksud tertentu dibalik semua itu. Seperti saat pagi kami ikut pak
kades ke ganjaran miliknya untuk membantu memetik cabai dan memetik jeruk sepuasnya,
atau menanam kubis dan akhirnya mendapat kelapa muda untuk melepas dahaga, atau
sekedar jalan-jalan sore naik triseda dan minta susu di KUD, atau hanya sekedar main
kerumah warga dan mendapatkan beberapa cemilan.
Didesa ini juga kami kenal dengan yang namanya "siwilan" yang jika dimasak
rasanya enak sekali. Banyak hal baru serta berbagai pengalaman yang kami dapat sebagai
bekal hidup nanti dari tempat penuh kenangan ini. Setiap waktu yang kami habiskan disini
selalu memberi arti khusus yang jika diingat terkadang kami suka tertawa sendiri atau bahkan
menangisi kenagan yang begitu kami sadar kami sudah tidak berada keadaan hangat seperti
itu lagi. Kini yang ada hanya dinding kos yang dingin yang sungguh berlawanan dengan
kehangatan keluarga kita di Jambesari.
2 minggu sudah masa KKN kami terlewati divisi pendidikan mulai menjalankan
proker mengajar disekolah-sekolah yang ada di Jambesari. Padahal sebelumnya kami
menerima intruksi bahwa tidak diperbolehkan mengajar langsung di SD, namun kami
mendapat berita terbaru bahwa teman-teman kami KKN lain boleh mengajar di SD. Makadari
itu ketua divisi pendidikan (read:Ajeng) segera memutuskan membuat proker baru ini.
Bersamaan dengan kegiatan mengajar di SD kegiatan tutoring class ditiadakan, karena kami
kasian dengan teman-teman yang sudah mengajar di SD sudah terlalu lelah jika harus
melanjutkan kegiatan tutoring class.
Selama menjalani KKN ini kami bagaikan menemukan sebuah keluarga yang
telah memiliki peran masing-masing,


yang tentunya saling mengisi dan mempererat
hubungan kami sebagai sebuah kesatuan yang solid. Ada ibu-ibu yang senantiasa
mengingatkan kami untuk sholat subuh (read:Ajeng,icha, ima,dkk), tukang ajak makan yang
jika orang lain yang menggantikannya tidak akan digubris oleh teman-teman (read:Rani),
binaragawan yang selalu menjadikan posko sebagai tempat fitnes (read:Aris), artis amatir
yang suka bikin vlog saat kemana-mana (read:Amin), geng militan yang suka usil dengan
petasannya (read:Adi dan Rizal), du orang lelaki polos (read:Recky dan Ahmad) yang suka
digoda oleh team incess (read: Neni, della, ellen, anggun, + diana), yang rajin kedapur untuk
minta kopi dan mencicipi makanan (read:Rio), mungkin tidak bisa disebutkan satu-satu
namun jika disebutkan salah satu nama kalian pasti ada cerita sendiri baik yang
menyenangkan, mengharukan, ataupun menjengkelkan. Mungkin saat ini kita sudah berpisah,
sudah tidak satu atap dan tidak satu tujuan lagi namun percayalah ikatan kekeluargaan yang
telah kita bangun selama 30 hari akan selalu menjadi kenangan bahkan untuk 30 tahun
mendatang.
Sukses kegiatan mengajar di SD divisi pendidikan juga berusaha mendatangkan
mobil perpustakaan ke SD Jambesari 1 sebagai wujud kepedulian kami kepada siswa-siswi
SD Jambesari 1.
Dengan melihat antusias para siswa dengan kedatangan mobil perpustakaan
dari dinas Pendidikan Kabupaten Malang kami bisa menyebut acara ini sukses.
Minggu ketiga ada kegiatan talkshow dari divisi sosbud yang dibarengi dengan
demo masak dari divisi ekonomi, kami menyebarkan undangan lebih dari 100 lembar kepada
ibu-ibu PKK serta mahasiswa kampus lain yang sedang melakukan kKN juga didesa
Jambesari. Seperi target awak hanya setengah dari undangan yang datang, namun itupun
sudah membuat blaidesa Jambesari menjadi penuh sesak dengan suara gemuruh para ibu-ibu
yang sedang mengobrol satu sama lain. Talkshow dengan tema perilaku dan kekerasan
seksual pada anak menjadi topik yang cukup menarik bagi ibu-ibu PKK, kami mendatangkan
pemateri dari malang yaitu Eyang dari Sanggar Cendekia. Dengan berakhirnya acara
Talkshow kegiatan dilanjutkan dengan demo memasak oleh 2 koki cantik (read:Vivin dan
Upi) dan memberikan tester hasil olahan abon kepada ibu-ibu sebagai cindera mata.
Dua hari setelah itu pada hari rabu kami bersama perwakilan setiap divisi dan
pengurus inti berniat untuk berkunjung ke kelompok KKN sebelah di daerah Wajak yang
juga mendapat amanah dari kampus untuk RTLH dan KUB. Tepat pukul 13.00 kami bertolak
dari desa Jambesari menuju desa Dadapan di daerah Wajak. Niat awal kami berkunjung
kesana memang untuk menanyakan sejauh mana program RTLH dan KUB mereka, ternyata
tanpa diduga saat kami menanyakan mereka hanya menjawab "sebentar", dan semap data
RTLH dan KUB lengkap yang mereka berikan kepada kami. Kami tersentak karena program
kami bahkan belum separuhnya terselesaikan. Dengan perasaan malu kami pulang dan
menyampaikan hasil observasi kami saat evaluasi malam harinya. Akhirnya dengan sistem
kerja rodi kami harus mendapatkan 20 rumah RTLH dan membentuk 5 KUB dalam waktu 3
hari.
32 orang dibagi dalam 5 kelompok yang berarti masing-masing kelompok harus
mendapat 4 rumah dan 1 KUB. Dalam kondisi seperti itu tanpa sengaja terbentuklah
kelompok yakuza (read:Amin, Aris, dan Recky) yang mampu memberi sumbangsih banyak
rumah dan beberapa KUB. Beberapa masalah timbul selama proses pencarian tersebut, yaitu
kelengkapan dokumen yang tidak terpenuhi sehingga membuat proses pendataan tidak dapat
dilanjutkan. Hal ini juga yang sempat membuat beberapa dari kami merasa bersalah. Yang
membuat kami terpuruk adalah karena ada beberapa orang yang memang sangat
membutuhkan bantuan tersebut, namun karena terkendala dokumen sehingga kami tidak
dapat membantu dan seandainya kami menangani masalah ini dengan serius dari awal
mungkin kami masih bisa mengusahakan dokumen tersebut. Dengan berat hati kami harus
tetap melanjutkan proses pencarian. Rumah demi rumah kami singgahi, mulai dari salah desa
sampai dikira tukang kridit telah kami lalui demi menjadikan desa Jambesari lebih makmur
dan sejahtera. Deadline semakin dekat namun sampai hari minggu kami masih kekurangan 1
KUB. Dengan bantuan salah satu warga (read:Om yogi) kami dapat menyelesaikan tugas ini
tepat waktu. Tepat hari deadline 2 orang kelompok kami (read:Anggis dan Recky) bertolak
ke Malang untuk mengumpulkan hasil kerja keras kami. Saat sampai di Malang dan selesai
foto copy dokumen handphone Anggis berdering, SMS dari pihak DPPM mengatakan bahwa
tidak perlu dikumpulkan hari itu, dan dikumpulkan saat penjemputan saja. Dengan rasa
kecewa akhirnya mereka kembali ke Jambesari.
Jambesari, 14 agustus 2016
Hari ini adalah hari yang penting untuk divisi sosial dan budaya , event jalan
santai dilaksanain hari ini, tapi sayang langit mendung jambesari di guyur hujan sejak tadi
malam. Meskipun begitu panitia divisi sosial budaya di bantu divisi lainnya tetap
menunjukan loyalitasnya. Jalan sehat sebenarnya akan dimulai jam 6, yang sebelumnya akan
di buka oleh rekan-rekan dari universitas kahanjuruan malang. Namun sampai jam tujuh
hujan belum juga reda, padahal para peserta jalan sehat terus berdatangan menunjukan
antusiasnya. Dua orang SPG cantik penjual kupon OTS juga sudah berdiri sejak tadi di depan
pintu balaidesa untuk melayani pembeli kupon yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu dan anakanak.
Walaupun dengan basah dan memakai payung mereka tetap ramah dan memberikan
senyum terbaiknya. Mungkin dalam hati kalian bertanya-tanya siapakah dua SPG cantik ini?
Tolong jangan bayangkan SPG rokok, sebenarnya mereka juga anggota kelompok KKN 59
yang memang mendapat bagian tugas untuk menjual kupon.
Waktu menunjukan pukul 08.00 waktu Indonesia bagian barat, hujan telah reda.
Panitia memutuskan untuk memulai senam sebagai pemanasan. Senam dimulai, warga dan
teman-teman kkn 59 memulainya dengan ceria saling melempar candaan saling
menertawakan, moment yang akan kami rindukan di kemudian hari.
Banyak memang moment yang sampai saat ini terus kami kenang. Salah satunya adalah moment jalan sehat tersebut dimana memang kekompakan panitia dalam penyelenggaraan event besar yang di
hadiri lebih dari 600 orang tersebut juga di uji. Setalah selesai senam sehat, akhirnya peserta
jalan sehat memulai start yang di berangkatkan oleh bapak pamong desa jambesari.
30 menit setelah start akhirnya peserta finish, di depan balaidesa. Rute jalan sehat
memang tidak terlalu panjang, ini usul dari warga setempat karena banyaknya lansia yang
ikut berpartisipasi. Selesai finish mereka beristirahat untuk menikmati makanan yang sudah
di siapkan panitia di stand bazaar, mereka juga di hibur oleh electon dari grub music putra
jaya.
Tibalah saat yang menegangkan, dimana pembagian doorprize yang dilakukan
dengan sistem undian. Doorprizenya sendiri berupa alat alat rumah tangga, sedangkan hadiah
utamanya TV, sepeda, dan kambing, kambing jantan yang kita beri nama Milo.
Meskipun Milo seekor kambing tapi anak-anak KKN 59 menjadikan Milo kambing kesayangannya
malemnya karena takut Milo hilang anak-anak cowok juga bela-belain tidur di balai desa
demi menjaga si milo kambing adalan hadiah untuk warga.
Proses pembagian doorprize berlangsung lancar dan ceria. Di selingi dengan
acara hiburan electon, beberapa panitia juga ikut maju kepanggung untuk menyumbangkan
suaranya atau hanya sekedar berjoget yang pasti acara siang itu sangat seru, walaupun MC
sampai lupa makan dan minum, hahaha.
Pukul 13.00 acara selesai, para peserta langsung bubar ketika kambing telah di
lepas. Meskipun pada intinya acara berjalan sukses dan sudah memenuhi harapan, sebenarnya
ada yang menjadi koreksi kami, yakni dimana hadiah utama jatuh pada orang yang kurang
tepat. Hadiah utama justru jatuh pada orang yang kaya, walaupun ini sesuatu yang tidak bisa
kami hindari karena orang-orang tersebut memborong kuponnya. Tetap saja melihat wajah
letih orang-orang yang sudah cukup tua menantikan doorprize dan mereka tidak mendapatkan
hadiah sama sekali adalah hal-hal yang cukup menyiksa bagi kami. Hal itu juga yang
sebenarnya juga menjadi koreksi ibu kades saat makan siang. Namun terlepas dari itu semua
ibu kades sangat mengapresiasi kerja kami, beliau juga berterima kasih karena telah membuat
acara yang positif dan menghibur bagi warga.
Jambesari, 16 agustus 2016.
malam ini kami mengadakan acara penutupan KKN 59,
acara berupa konvoy mini truck, mini truck berupa miniatur truck yang di jalankan dengan cara di seret dengan tali dan di lengkapi dengan sound system yang lumayan keras sampai-sampai mengalahkan sound system dari panggung utama. Suara sound system yang lumayan keras ini juga sedikit mengganggu acara pembukaan dari penutupan KKN 59 karena acara sambutan dari pak
kades, pak syamsul sebagai DPL tidak terdengar. Penutupan dari KKN 59 juga ditandai
pemotongan tumpeng oleh pak imam selaku pak kades, pak syamsul dan doa oleh abah djaet.
Pukul 21.00 peserta konvoi truck di berangkatkan, dan tiba satu jam kemudian.
Tibalah MC untuk mengatur jalannya acara. Namun saat MC sudah di panggung MC sedikit
mengalami kebingungan karena adanya dua instruksi, nah instruksi yang pertama datang dari
karang taruna yang meminta agar panitia memulai untuk pengundian kupon, namun ternyata
dari peserta sendiri belum setuju apabila pengundian kupon di mulai karena belum semua
peserta pawai truck telah finish. Beberapa saat kemudian karang taruna kembali meminta
agar kupon di undi, di sinilah mulai terjadi konflik. dimana MC terpaksa harus terkena
umpatan dari peserta pawai mini truck karena kembali mengumumkan untuk pengundian
kupon.
Namun untunglah, lama kelamaan akhirnya situasi kembali kondusif. Kupon
akhirnya di undi dengan lancar, dimana kami melepas banyak hadiah. Hadiah utama adalah
kambing betina yang kami beri nama Mili. Hadiah telah semuanya kami lepas, acara di tutup
dengan persembahan tari tradisional oleh nizar dan putri dari divisi kesehatan.
Tepat pukul 12.00 saat proses bongkar panggung dilakukan, tiba-tiba sound keras
memutar lagu selamat ulang tahun dari jamrud. Ini hadiah kami untuk Cici yang saat itu
berulang tahun, walaupun hanya dengan kue dan lilin yang sederhana, kami semua dengan
khidmat merayakannya. Kami mulai menangis bersama, bernyanyi tertawa dan saling
mengucapkan kata maaf. Ya, hari itu adalah hari yang akan kami kenang selamanya, hari
yang akan kami rindukan yang ga aka ada kesempatan lagi untuk mengulanginya.
Terimakasih kawanku, yang pernah baik yang bersedia berjuang bersama-sama mengabdi
pada masyarakat desa. Terimakasih untuk hari-hari dimana kita telah mengukir sejarah kita
sendiri, suatu kisah yang kelak akan kita wariskan rasa bangga kepada anak cucu kita.
Dibawah langit jambesari, di atas tanahnya yang telah tuhan anugerahkan ladang jagung yang
luas, sungai yang bersih, bisik tangis bayi kubis yang baru di tanam, dan sapaan hangat para
petani.
19 agustus 2016
Tepat pukul 13.00 bis jemputan kami tiba, Untuk sekali lagi air mata kami
menetes perpisahan kami dengan pak kades imam, pak TPL pak khusnul dan warga desa
jambesari. Mereka semua menangis melepas kami dengan rasa sedih. Demikian juga kami
berat rasanya meninggalkan jambesari, namun tugas kami disini memang sudah selesai.
Selamat tinggal Jambesari, kampung halaman kedua yang akan senantiasa kami rindukan.
Didesa ini semuanya berawal, dan didesa ini pula semuanya berakhir. Berakhir
dalam arti tugas yang telah usai namun menjadi awal persaudaraan kami yang di awali di
Jambesari dan hanya mampu diakhiri oleh takdir Allah SWT semata.
https://www.instagram.com/kkn59jambesari/
Author : Rio MPH dan Kemal Anggun

2 komentar:

  1. walla mengatakan...

    Yupss.. semoga kita semua panjang umur dan berjumpa kembali di hari tua nanti..😊😇 #kkn59Jambesari #yakuza 😂

  2. R.M.P.H mengatakan...

    Wahaha amin rek amin. Kamu yg habis ini jauhh.

Posting Komentar