Ini adalah sebuah cerpen karya salah seorang saudaraku yang kebetulan nyelip di file laptop gua. Daripada nganggur dan gak ada gunanya mending gua share aja. Makasih buat Iska Aina Nirmala.
Checkidot . . . .. . . . . .
Matahari sudah menunjukkan sinarnya sedang aku berjalan
dilorong-lorong sekolah menuju ke kelasku yang berada diddekat kantor guru.
Saat aku berjalan dan seperti biasa aku menggoda cewek yang sedang ku pandang.
Ketika aku memandang seorang cewek yang sepertinya berbeda dengan cewek – cewek
yang lain. kelihatan jika ia tidak suka bersolek. Penampilanya seperti cewek
jaman dulu, ia juiga agak cuek. Ketika aku mendekatinya ia semakin menjauhiku.
Bel tanda masuk sudah berbunyi aku segera berlari
menuju kelasku sambil sesekali aku memandang cewek tersebut. Ternyata cewek
misterius itu masuk ke kelas yang tepat berada di samping kelasku.
Keesokan harinya aku terus memperhatikannya. Aku sangat
penasaran dengannya, sampai pada suatu hari ia mau berkenalan denganku. Saat
itu ia tengah berada diruang perpustakaan,ia tengah asyik membaca buku yang
sedang di pegangnya. Akupun tak menyia – nyiakan kesempatan tersebut. Aku
segera menghampirinya.
“ Hay, lagi baca apa sih, kok serius banget?? “ tanyaku.
Ia hanya diam dan menatapku dengan tatapan sinis. Aku
memberanikan diri untuk menyapanya kembali.
“ Hellow, kok diem aj sih, kenalin aku Dio kamu siapa ?
“
Akhirnya setelah beberapa lama ia mau menjawab
pertanyaanku.
“ Aku Chaca “ jawabnya singkatndengan nada yang sinis.
Setelah perkenalan itu aku semakin dekat dengannya.
Kita sering jalan bareng, dan akhirnya aku menyatakan perasaanku padanya. Walau
ia mengerti bahwa aku sering menggoda teman – teman cewek yang ada di
sekolahku. Namun semua itu tidak jadi masalah baginya, ia percaya bahwa aku tak
akan selingkuh.
ia sempat bercerita bahwa sebenarnya dari dulu ia sudah
memendam rasa terhadapku, ia juga tidak pernah berpacaran sebelumnya. Ia juga
belum pernah tertarik kepada cowok, tetapi kepadaku ia merasakan hal yang lain.
tetapi hubungan kami hanya berjalan 1 tahun.
Suatu hari saat aku tengah memilih hadiah yang cocok
untuk Chaca, aku tak sengaja bertabrakan dengan seorang cewek. Dengan sepontan
aku meminta maaf dan tak lupa aku menanyakan namanya, tak lama pembicaraan kami
akhirnya aku tahu kalau cewek itu bernama Chila. Dari percakapan kami aku tahu
kalau ternyata Chila punya hobi yang sama denganku, yaitu membuat lagu serta
bermain gitar.
Pada suatu hari aku menyempatkan diri untuk mengajaknya
ngeband bersama. Semakin hari keakraban kami semakin terlihat. Sampai – sampai
aku melupakan Chaca. Di samping aku kagum dengannya, aku juga perihatin
terhadapnya. Karena ia adalah seorang perokok berat, suka mabuk, dan tak di
pungkiri pula kalau ia pernah menjadi seorang pecandu narkoba.
Setelah lama aku tidak menghubungi Chaca. Chaca pun
curiga dan mencari infornasi keteman-temanku. Ketika itu Chaca mendapat
informasi dari salah satu temanku Wisnu. Seketika itu juga Chaca menelfonku,ia
meminta aku menemuinya di tempat yg telah ia tentukan.
Kita pun bertemu disebuah café dekat dengan sekolah
kita,Chaca memendangku dengan seribu Tanya yang harus ku jawab satu persatu,aku
memulai pembicaraan kami.
“kenapa cha, ngajak ketemu mendadak, ada yang perlu
diomongin?”Tanyaku
“ya”jawabnya singkat
“apa”sahutku
“apakah benar kau ada hubungan dengan seorang cewek
yang bernama Chila?”
Aku bingung harus jawab apa. Jika aku jujur aku akan
manyakitinya. Tapi aku tak bisa terus berbohong padanya,dan akhirnya aku
memutuskan untuk bercerita pada Chaca.Chaca benar-benar kecewa.
“kenapa kau tak bercerita padaku sejak awal”. Katanya
lirih. Dan akhirnya dia lari meninggalkanku dengan sejuta perasaan sakit.
5 hari lamanya Chaca tidak bersekolah, aku bingung
harus mencari informasi kesiapa. Akhirnya aku tidak ambil pusing aku langsung
pergi kerumah Chaca .
Kuketuk pintu rumahnya ternyata yang keluar adalah
pembantu rumahnya
“Chaca ada bi?” Tanyaku
“maaf,adek siapa?”jawab si bibi
“saya teman sekolahnya Chaca bi,Chacanya ada?”
“non Chaca sedang dirawat dirumah sakit 5 hari yang
lalu sakitnya non Chaca kambuh”.
“memang Chaca sakit apa bi?”.
“bibi kurang tau,coba tengok non Chaca,non Chaca
dirawat di rumah sakit indah pertiwi”.
“makasih bi informasinya”.
“Iya sama-sama”.
“saya pamit pulang dulu bi”
“iya,hati-hati”.
Sesampainya di rumah sakit aku segera bergegas menuju
ke resepsionis. Setelah mengetahui ruang inap Chaca, segera aku bergegas menuju
ruangan tersebut. Di depan ruangan itu aku melihat kedua orang tua Chaca tengah
duduk dengan penuh kuatir bersama kakak Chaca yang berusaha menenangkannya.
Setelah aku mendekati mereka, aku jadi bingung karena
semua orang tampak sedang bersedih. Aku bertanya kepada kakak Chaca yang tengah
duduk di tepi lorong rumah sakit tersebut.
Ternyata Chaca mempunyai sakit sirosis yang telah lama
dideritanya, ia hanya bisa di tolong dengan pendonoran hati. Setelah mengetahui
semua itu aku jadi tak berdayadan tak percaya dengan apa yang ku dengar
barusan. Seketika itu juga aku segera masuk ke dalam ruangan dimana Chaca
tengah di rawat. Aku segera duduk di sampingnya dan segera aku pegang
tangannya. Chacapun membuka matanya. Namaku adalah kata – kata pertama yang ia
ucapkan.
Chaca berucap dengan lirih bahwa ia sangat kecewa saat
melihatku jalan bergandengan dengan cewek lain. yang memang cewek itu adalah
Chila. Ia hanya tersenyum terhadapku dan berkata lagi “jika memang Chila lebih
bisa membuatmu bahagia, aku rela, aku tak akan berharap lebih. Aku hanya
berharap orang yang ku cintai bisa mencintaiku dengan tulus. Tapi jika semua
itu tak bisa aku dapat, aku hanya mau orang yang aku cintai bisa bahagia
meskipun bukan aku yang membahagiakan.
Chaca berkata sambil meneteskan air mata, aku tak dapat
mengucapkan apa – apa. Aku hanya bisa terpaku menyesali semua perbuatanku. Aku
baru sadar betapa besar cinta Chaca tehadapku. Kini aku baru sadar kalau semua
yang telah ku perbuat adalah suatu kesalahan besar.
Aku tak mau lagi jatuh ke lubang yang sama,aku ingin
benar-benar berubah.2 hari kemudian Chaca diperbolehkan untuk pulang ke
rumahnya setelah kejadian itu aku semakin perhatian dengan Chaca.
Sekarang aku mengerti betapa berharganya Chaca
untukku.Dengan sisa waktu yang Chaca miliki aku berjanji akan selalu
menjaganya,sedangkan Chila aku tak pernah lagi bertemu dengannya.kini aku
benar-benar mengerti arti sebuah kata cinta dan aku tau bagaimana menghargai
cinta.
Chaca telah mengajariku banyak hal.mulai dari mencintai
dengan tulus,menghargai orang yang kita cintai,belejar memaafkan dan yang
terpenting kita harus berkorban untuk orang yang kita cintai walau itu
sulit.aku telah berjanji akan menjaga Chaca dengan segenap jiwa dan ragaku
serta ketulusan hatiku.
0 komentar:
Posting Komentar